playground.
Bukan
tempat bermain.
Manusia
memang memiliki sifat bosan. Kadang, mereka butuh untuk sekedar me-refreshkan
kembali otak mereka. Caranya pun macam.macam.
Dalam
hubungan, sama halnya, kadang hubungan juga berada pasa titik terbosan.
Hubungan berada pada titik terjenuhnya. Mengapa dalam hubungan bisa bosan?
Bukan berarti hubungannya yag bosan. Yang dimaksudkan disini adalah
manusia-manusia yang menjalani hubungan tersebut yang berada pada titik bosan. Karena hakikatnya rasa bosan itu memang ada. Tapi tergantung manusia tersebut
bagaimana mereka menghadapi rasa bosan itu.
Seperti
kita. Kamu dan aku. aku pernah bosan menjalani kita. Aku pernah berada di titik
terjenuh menghadapimu. Kamu pun begitu, aku yakin. Dan kita sama. Kita
sama-sama pernah bosan. Kita sama-sama berada di titik jenuh. Sejenuh-jenuhnya
manusia. Aku berada di titik terbawah menjalani hubungan denganmu. Ketika itu
terjadi kamu tau apa yang aku lakukan untuk menghindari perpisahan? Aku lebih
memilih untuk diam. Mengiyakan segala yang engkau katakan. Aku lebih memilih fokus
pada hobiku namun tetap memperhatikanmu. Setelah bosanku hilang, aku kembali
seperti biasa. Sehingga perpisahan bisa terelakkan. Mungkin jika aku tidak
begitu, tidak akan ada kita saat ini. Tapi memang sudah tidak ada kita saat
ini. Yang ada hanya aku.
Kamu? Kamu
pergi. kamu tidak bisa melawan rasa bosanmu. Kamu belum bisa mengendalikan
kejenuhanmu. Kamu belum paham apa yang harus kamu lakukan saat bosan. Yang kamu
tahu saat kamu bosan, kamu akan meninggalkanku sejenak. Kamu akan pergi bersama
mereka yang aku tak tahu siapa. Berkali kamu lakukan itu, aku masih tetap sabar
karena buatku yang terpenting setelah pergi kamu akan kembali. Hingga aku lupa
satu hal, ketika kamu pergi aku tak tahu apa yang kamu cari? Itu Tanya yang
selama ini aku diami.
Dan kini
aku mengerti. Kau mencari pengganti. Kau mencari penambat bosanmu. Kau bermain
dibelakangku. Setelah bosanmu hilang, kau akan kembali padaku. Ketika aku tahu
hal itu dan aku menegurmu, apa yang kau katakan? Dengan santainya kau
melontarkan alasan klasik bahwa kau ingin suasana baru tapi kau ingin tetap
denganku, karena kau sadar tidak ada yang seperti aku.
Tapi kenapa
kau lakukan itu? Aku bukan tempat bermainmu. Aku punya hati bukan untuk
bermain-main, sebelum Aku menjalin hubungan, ada yang selalu aku jadikan
pertimbangan. Dan kini semuanya kau permainkan. Aku bukan sebuah permainan di
playground anak TK yang bisa seenaknya kau datangi lalu ketika bosan disitu kau
akan mencari permainan yang lain.
Atasi rasa
bosanmu bukan dengan pergi lalu kembali, tapi atasi semua itu dengan sebuah
hobi yang ingin kamu tekuni.. karena pergi lalu kembali tidak akan mengatasi
rasa bosanmu. ia seakan menghipnotismu untuk menambah rasa bosanmu dan
membuatmu seperti pecandu yang terus ingin pergi namun tetap bisa kembali.
Comments
Post a Comment